Para ilmuwan baru saja menemukan kehidupan hewan di bawah lantai laut di sekitar sistem ventilasi hidrotermal. Penemuan ini menantang anggapan lama bahwa hanya mikroba yang bisa hidup di daerah subseafloor dan menunjukkan bahwa lebih banyak lagi kehidupan kompleks mungkin tersembunyi di kerak bumi kita.
Tim peneliti dari kapal penelitian Schmidt Ocean Institute, Falkor (too), menggunakan kendaraan robotik untuk menjelajahi dasar laut di sekitar East Pacific Rise, sebuah punggung bukit yang aktif secara vulkanik di mana dua lempeng tektonik bertemu di dasar Samudra Pasifik.
Saat mencoba meneliti bagaimana larva hewan menetap di dasar laut, mereka malah menemukan kehidupan hewan di kantong fluida hidrotermal yang tersembunyi di bawah permukaan kerak laut, pada kedalaman lebih dari 2.500 meter. Di kantong hangat ini, mereka mendokumentasikan keberadaan cacing tabung raksasa (Riftia pachyptila) yang bisa tumbuh hingga 3 meter panjangnya. Mereka juga menemukan sekelompok hewan bergerak, termasuk siput, kerang, dan berbagai jenis cacing.
Sebelumnya, ilmuwan telah menemukan ekosistem mikroba beragam yang hidup di bawah permukaan bumi, bahkan di daerah terestrial. Namun, ini adalah kali pertama mereka menemukan ekosistem hewan di bawah seafloor.
Penemuan ini diumumkan oleh tim internasional yang dipimpin oleh University of Vienna dan Royal Netherlands Institute for Sea Research, dan hasilnya baru saja dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Communications.
Pertanyaannya, apa yang dilakukan hewan-hewan ini di bawah sana? Para peneliti berpikir bahwa larva muda dari komunitas lantai laut mungkin menetap di habitat ini, bergerak melalui aliran ventilasi di bawah permukaan laut. Jika benar, ini menunjukkan hubungan yang dinamis antara ekosistem laut, lantai laut, dan subseafloor.
Penelitian ini baru mencakup area kecil dari dasar laut Pasifik, sehingga masih banyak misteri yang harus diungkap. Siapa tahu, mungkin ada lebih banyak kehidupan hewan yang menghuni kerak di bawah dasar laut kita!