Jordi Cruyff, nama yang tak asing di dunia sepak bola, kini menjadi sorotan di Indonesia. Putra legenda Johan Cruyff ini resmi ditunjuk sebagai penasihat teknis tim nasional Indonesia pada 25 Februari 2025, bekerja bersama pelatih Patrick Kluivert untuk mengangkat performa Garuda di kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan pengalaman mentereng di Barcelona, Manchester United, hingga klub-klub Asia, akankah Jordi membawa “sentuhan emas” yang selama ini dinanti pecinta sepak bola Tanah Air? Simak kisahnya yang penuh warna ini!
Awal Mula: Darah Legenda Mengalir
Lahir di Amsterdam pada 9 Februari 1974, Jordi adalah bukti hidup filosofi sepak bola Johan Cruyff—teknik, visi, dan keberanian. Namanya sendiri punya cerita unik: “Jordi” dipilih ayahnya sebagai simbol nasionalisme Katalan, menentang rezim Franco di Spanyol yang represif. Dari Ajax ke Barcelona, bakatnya terasah sejak kecil. Debut di tim utama Barcelona pada 1994 jadi langkah awal karier yang membawanya ke panggung dunia.
Di Barcelona, ia tampil 41 kali dan mencetak 11 gol antara 1994–1996. Salah satu golnya bahkan menyelamatkan tiket Eropa untuk Blaugrana. Tapi, panggilan dari Sir Alex Ferguson pada 1996 membawanya ke Manchester United. Di sana, ia mengangkat trofi Liga Premier 1997, meski cedera membatasi penampilannya jadi 34 laga dan 8 gol. “Jordi punya bakat luar biasa, tapi nasib cedera memang kejam,” kenang Ferguson suatu kali.
Petualangan Global: Dari Eropa ke Asia
Kariernya tak berhenti di klub besar. Jordi melanglang buana ke Celta Vigo, Alavés, Espanyol, hingga Metalurh Donetsk, sebelum menutup karier di Valletta pada 2010 dengan total 299 penampilan dan 56 gol. Di level internasional, ia membela Belanda (9 caps, 1 gol) dan Catalonia (9 caps, 2 gol), menunjukkan loyalitas pada dua identitasnya.
Setelah pensiun, Jordi tak puas jadi penutup cerita. Ia beralih ke manajemen, membawa Maccabi Tel Aviv merajai liga Israel tiga musim berturut-turut (2012–2015) sebagai direktur olahraga. Sebagai pelatih, ia mencatatkan win rate 58% di Maccabi (2017–2018), lalu melatih Chongqing Dangdai Lifan dan Shenzhen di China. Pengalamannya di Asia ini jadi modal besar untuk misi barunya di Indonesia.
Misi Baru: Mengubah Wajah Timnas Indonesia
Kini, di usia 51 tahun, Jordi tiba di panggung baru: Indonesia. Ditunjuk PSSI pada 25 Februari 2025, ia akan berkolaborasi dengan Patrick Kluivert, eks-striker Barcelona yang kini jadi pelatih Timnas. Tugasnya? Membantu Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026—mimpi besar yang belum pernah tercapai. Saat ini, Indonesia duduk di posisi ketiga Grup C kualifikasi, hanya selisih satu poin dari Australia. Dengan Jordi di belakang layar, harapan pun membumbung.
“Indonesia punya potensi besar. Saya di sini untuk berbagi pengalaman dan membangun sesuatu yang berkelanjutan,” ujar Jordi dalam wawancara pertamanya pasca-pengangkatan, seperti dilansir Reuters. Ia dijadwalkan tiba di Jakarta awal Maret 2025 untuk bertemu PSSI dan Badan Tim Nasional (BTN), siap meracik strategi jangka panjang.
Apa yang Bisa Diharapkan?
Jordi bukan sosok biasa. Ia mewarisi DNA sepak bola total ala Johan Cruyff—permainan menyerang, penguasaan bola, dan disiplin taktik. Pengalamannya di Manchester United menambah wawasan tentang mental juara, sementara petualangannya di Asia memberinya pemahaman tentang dinamika sepak bola regional. Bagi Indonesia, yang kerap kesulitan di finishing dan organisasi permainan, kehadiran Jordi bisa jadi game changer.
“Bayangkan kalau Jordi bawa filosofi Barcelona ke sini. Bisa jadi kita lihat Timnas main cantik kayak La Masia!” canda seorang netizen di X, yang langsung viral. Tapi ini bukan cuma soal gaya main—Jordi juga dikenal jago membangun struktur klub, seperti yang ia lakukan di Maccabi. Mungkinkah ini awal kebangkitan sepak bola Indonesia?
Fakta Menarik: Lebih dari Sekadar Nama
-
Nama “Jordi”: Simbol perlawanan ayahnya terhadap Franco, lahir dari semangat Katalan.
-
Gol Penentu Eropa: Satu golnya di Barcelona (1995) mengamankan tiket UEFA untuk musim berikutnya.
-
Koneksi Kluivert: Ia dan Patrick Kluivert pernah jadi rekan setim di Barcelona—kini reuni di Indonesia!
Harapan di Pundak Jordi
Jordi Cruyff bukan sekadar nama besar. Ia adalah perpaduan pengalaman, warisan, dan ambisi. Dari lapangan hijau Barcelona hingga gemerlap trofi Manchester United, kini ia bawa segalanya ke Indonesia. Akankah ia berhasil mengguncang Timnas dan mewujudkan mimpi Piala Dunia? Hanya waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal pasti: mata pecinta bola Indonesia kini tertuju padanya. Siapkah Garuda terbang lebih tinggi?