Bermain Game Dapat Meningkatkan Kognisi Dan Kesehatan Mental

Sebuah studi prapublikasi terbaru yang sedang menunggu tinjauan rekan sejawat menyoroti hubungan menarik antara bermain video game dan olahraga terhadap kemampuan kognitif dan kesehatan mental kita. Studi ini menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kemampuan kognitif, sementara olahraga lebih berfokus pada peningkatan kesehatan mental.

Seiring perkembangan zaman, penelitian tentang pengobatan pencegahan makin memperhatikan faktor gaya hidup yang bisa dimodifikasi untuk memperbaiki kesehatan otak. Dua faktor yang kerap dibicarakan adalah video game dan olahraga. Video game sering kali dianggap sebagai alat untuk mengasah kemampuan kognitif dengan cara meningkatkan memori, pemecahan masalah, dan keterampilan komunikasi. Sebaliknya, olahraga sudah banyak dikenal karena manfaat positifnya terhadap kesehatan mental, terutama dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan.

Menariknya, minat ilmiah yang berkembang ini memicu pertumbuhan industri yang menjajakan berbagai produk dan nasihat gaya hidup yang bertujuan untuk menjaga fungsi otak. Namun, bagaimana sebenarnya video game dan olahraga mempengaruhi otak kita masih menjadi misteri yang perlu digali lebih dalam.

Studi Brain and Body: Pendekatan Holistik

Untuk memahami lebih jauh, para peneliti melaksanakan studi bertajuk Brain and Body. Mereka melibatkan lebih dari 2.000 peserta dari berbagai belahan dunia. Peserta diminta untuk mengisi rangkaian kuesioner tentang kondisi demografi, klinis, psikologis, serta aktivitas fisik yang mereka lakukan setiap minggunya.

Setelah itu, para peserta memainkan permainan otak online bernama Creyos. Permainan ini dirancang untuk menguji berbagai aspek kognitif termasuk memori, perhatian, penalaran, dan kemampuan verbal.

Temuan Menarik: Video Game vs Olahraga

Hasil dari studi ini sangat menarik. Dari sekitar 1.000 peserta yang menyelesaikan seluruh tugas, ditemukan bahwa bermain video game berdampak positif pada kemampuan kognitif, tetapi tidak terlihat adanya pengaruh pada kesehatan mental mereka. Sebaliknya, berolahraga selama lebih dari 150 menit per minggu—sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)—berdampak positif pada kesehatan mental, tetapi tidak mengubah kemampuan kognitif.

Adrian Owen, seorang profesor ilmu saraf kognitif dan pencitraan di Western University’s Schulich School of Medicine & Dentistry, menjelaskan dalam sebuah pernyataan: “Bermain video game dikaitkan dengan peningkatan kemampuan kognitif, tetapi tidak ada pengaruh positif atau negatif terhadap kesehatan mental, sementara aktivitas fisik lebih banyak mendukung kesehatan mental, tanpa mempengaruhi kesehatan kognitif.”

Dampak Usia dan Kebugaran Mental

Studi ini juga menemukan bahwa peserta yang bermain video game dengan durasi lima jam atau lebih per minggu menunjukkan kinerja kognitif yang setara dengan orang berusia 13,7 tahun lebih muda. Sementara mereka yang hanya bermain kurang dari lima jam per minggu menunjukkan kinerja yang setara dengan orang yang 5,2 tahun lebih muda.

Selain itu, mereka yang mengikuti saran WHO dan berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, 12 persen lebih mungkin untuk melaporkan tidak adanya gejala depresi dan 9 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gejala kecemasan.

Meskipun data yang diperoleh berdasarkan laporan pribadi peserta dan mungkin memiliki bias, temuan ini tetap menggugah pemahaman kita tentang hubungan antara tubuh dan pikiran.

Kesimpulan: Menuju Penuaan Kognitif yang Sehat

Dalam penutupnya, Adrian Owen berharap hasil studi ini bisa memandu kita dalam memilih aktivitas yang mendukung penuaan kognitif yang sehat. “Memahami bagaimana video game dan olahraga masing-masing berkontribusi pada aspek berbeda dari kesehatan otak dan mental dapat memperkayakan strategi kita dalam menjaga kesehatan seiring bertambahnya usia,” tutup Owen.

Studi ini menegaskan bahwa meski keduanya—video game dan olahraga—memiliki keuntungan masing-masing, mengkombinasikan keduanya mungkin bisa menjadi kunci untuk mencapai kesejahteraan kognitif dan mental yang seimbang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *